Alasan kenapa ingin menceritakan Austronesia


Dari sekian cerita yang ada hingga alur sejarah Austronesia pun menjadi garing -,- , aku ingin menceritakan bagaimana kaum Austronesia hidup tidak hanya masalah batu akan tetapi bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain hingga mereka membentuk peradaban yang besar.
Dalam prinsip yang berbeda masyarakat di daerah memandang itu hanya batu tidak bertuan sama halnya dengan batu biasa yang bergeletakan di sungai, padahal secara harfiah sangatlah beda, batu seperti sarkofagus ataupun batu dalam bentuk situs mereka semua memiliki nilai yang terkandung dalam makna yang besar. Batu-batu itu merupakan jejak suatu peradaban di bumi lebih tepatnya peradaban disuatu pulau itu. Batu itu diolah oleh leluhur kita sebagai sarana keagamaan dan suatu mahakarya mereka. Akan tetapi sangat disayangkan ketika mereka tidak mengetahui hal itu. Ketidaktahuan mereka tentang situs-situs itu yang berupa batu ataupun yang telah dirusak tidak dikenal oleh kehidupan masyarakat sekarang, mungkin suatu alasan terputusnya keturuanan pada situs yang bersangkutan atau mereka bukan masyarakat yang terkait langsung pada situs itu.
Yang membuat sulit adalah bagaimana cara untuk meyakinkan mereka bahwa situs-situs itu memiliki keterkaitan erat pada kehidupannya sekarang dan peradaban Indonesia. Yang mengartikan bahwa masyarakat sekitar memiliki peran penting dalam pelestarian situs itu sendiri bukan malah merusak situs dan menghilangkan berbagai makna yang ada dengan alasan bahwa situs-situs itu tidak memiliki keterkaitan pada jati diri mereka.
Positifnya dalam prespektif yang berlanjut jika situs-situs ini dijaga dengan baik oleh masyarakat, tidak mustahilkah bahwa bondowoso akan menjadi wilayah dimana masyarakat situs sejarah dalam berbagai pemanfaatan yang ada seperti dalam bentuk pariwisata, pendidikan sejarah dengan cangkupan wilayah yang luas dan beragam, menjadi tempat dimana situs-situs tersebut benar-benar hidup, pusat penelitian megalitikum,
Keselahan masyarakat adalah memandang bahwa megalitikum itu suatu peradaban sejarah yang terbelakang tidak memakai baju pada mestinya dijaman sekarang, padahal era megalitikum yang berlangsung di Bondowoso tergolong suatu peradaban yang telah maju karena telah menetap dan bercocok tanam padi, mengenal zaman perundagi, hukum fisika sederhana, matematik, peredaran bintang, pengukuran suhu dan hal lainnya.
Memang jika kita melihat dari segi zaman sekarang, bentuknya hanya batu hanya kayu dengan ukiran yang sederhana. Tapi apakah kita mengerti maksud dibalik semua yang mereka buat ?. Batu tetap menjadi Batu , kayu di bentuk tetap terlihat seperti kayu (hanya di gores / dipahat sederhana), karena mereka sadar Ciptaan yang Agung adalah Sang Maha Pencipta.
Jadi, Cagar Budaya yang sangat melimpah dan memiliki nilai yang sangat tinggi dari situ kita bisa belajar banyak hal .

Share:

0 komentar