Lanjut bercerita, Lek Muhammad menginformasikan bahwa pada zaman penjajahan. Gua tersebut dipergunakan untuk para pejuang mengungsi ke salak dengan menembus batas gua pada celah gua, sebab jika melalui jalan darat maka akan dihadang oleh para penjajah belanda. Akan tetapi Jalur Gua tersebut sudah tidak bisa dilalui, untuk berdiri saja sulit apalagi merangkak. Lorong Gua ini tertutupi oleh tanah. Akan tetapi masih ada hal yang membuat penasaran yaitu asal – muasal Gua ini difungsikan. Sebab, pada tiap ujung pintu gua terdapat batu yang cenderung sama. Yaitu Batu Punden Berundak. Jenis Batu megalitik ini diduga mempunyai ciri yang sama dan terletak pada posisi sama yang khas yaitu terletak pada pintu gua di masing-masing sisi.
Foto nomor 3 merupakan Batu punden berundak yang terdapat pada depan pintu gua di dusun Durin seperti yang diceritakan Lek Muhammad.
Sedangkan Foto terakhir merupakan punden berundak yang berada di dusun Salak Desa Taal, letak pintu keluar dari Gua tersebut. Kesamaan hal ini patut dipertanyaakan, Apakah ada latarbelakang tradisi megalitik pada Gua Macan dizaman dahulu (?) sehingga terdapat batu – batu punden berundak pada tiap sisi depan gua. Dan Apakah alasan yang tepat, Kenapa Gua ini tertutup dan dilarang keras untuk masuk kesana ?